Ilustrasi (copy from megapolitan.id) |
Tidak ada pedoman baku sebagai acuan
dalam pelaksanaan program belajar dari rumah. Kementerian pendidikan hanya
menegaskan bahwa belajar dari rumah dilaksanakan melalui daring (dalam
jaringan). Interaksi belajar antara guru dengan murid terkoneksi melalui aplikasi
gadget dan jaringan internet. Akan tetapi, interaksi pembelajaran dengan
memanfaatkan jaringan seringkali terkendala oleh tiga hal. Pertama,
aspek siswa. Masih banyak siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu
terutama dari daerah-daerah pedesaan. Jangankan untuk membeli smarthone, membeli
uniform sekolah atau kebutuhan lainnya saja masih kesulitan. Kedua,
aspek sekolah. Masih banyak sekolah yang belum memiliki akses internet,
terutama sekolah-sekolah yang berada di wilayah terpencil. Ketiga, aspek
guru. Harus diakui bahwa masih banyak guru yang meskipun sudah menerima
tunjangan sertifikasi sebagai guru profesional, namun masih gagap dalam
penggunaan teknologi IT dan kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran online.
Tiga aspek tersebut merupakan satu mata rantai yang saling mempengaruhi.
Mungkin gurunya melek teknologi, tersedia jaringan di sekolah, tetapi siswa
tidak memiliki smartphone atau komputer di rumah; mungkin jaringan tersedia,
siswa juga memiliki smartphone tetapi gurunya masih gagap teknologi; atau siswa
memiliki smartphone, gurunya melek teknologi, tetapi jaringan di sekolah tidak
ada. Keadaan tersebut dapat saja terjadi yang mengakibatkan tidak maksimalnya
kegiatan belajar dari rumah.
Oleh karena itu, langkah awal yang
harus dilakukan oleh guru adalah melakukan identifikasi dan pengelompokan siswa
yang memiliki dengan yang tidak memiliki smartphone/komputer. Bagi siswa yang memiliki
smartphone/komputer, belajar dari rumah dilakukan melalui daring (online).
Adapun siswa yang tidak memiliki smartphone, belajar dari rumah dapat dilakukan
melalui penugasan (offline). Materi pembelajaran adalah sama yang
membedakan hanyalah sarana atau media yang digunakan dalam pembelajaran.
Langkah berikutnya adalah memastikan
jenis aplikasi yang digunakan serta waktu pelaksanaan pembelajaran. Ada banyak
jenis aplikasi pembelajaran daring kerjasama Kemendikbud yang dapat diunduh
secara gratis. Sebut saja Rumah Belajar, Meja Kita, Google for Education, Kelas
Pintar, Ruang Guru, dan lain sebagainya. Beberapa jenis aplikasi tersebut dapat
menjadi pilihan untuk mewujudkan program belajar dari rumah. Tetapi perlu adanya
kesepakatan, untuk memastikan bahwa aplikasi yang akan digunakan telah tersedia
di masing-masing gadget yang dimiliki siswa. Jika siswa masih kesulitan belajar
melalui aplikasi, maka pembelajaran dapat juga dilakukan melalui WhatsApp group
dengan mekanisme yang telah disepakati bersama. Pada konteks ini, penentuan
waktu sangat penting agar waktu tidak tersita karena saling tunggu antara guru dan
murid. Demikian pula pada kelas pembelajaran offline, jenis tugas dan waktu
pengumpulan tugas perlu disepakati agar kegiatan pembelajaran dapat lebih
terarah.
Langkah terakhir adalah menentukan mekanisme
penilaian dan evaluasi. Kegiatan belajar dari rumah, apakah mempunyai hasil
yang positif atau biasa saja. Apakah pembelajaran melalui daring memberikan
pengalaman bermakna (meaningful) bagi siswa atau justru menyulitkan? Dengan
demikian, yang harus dipahami oleh guru adalah tujuan belajar dari rumah
melalui daring. Belajar dari rumah bertujuan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa tanpa terbebani oleh tuntutan pencapaian target kurikulum
baik untuk penilaian buku rapor, kenaikan kelas maupun kelulusan. Oleh karena
itu, belajar dari rumah hendaknya difokuskan pada penguatan nilai-nilai
karakter, pembiasaan ibadah, dan life skill terutama pembiasaan hidup
sehat agar terhindar dari ancaman Covid-19. Bagaimana siswa lebih patuh dan
taat terhadap anjuran guru dan orang tua, meningkatkan kebiasaan dan kekhusyu’an
dalam beribadah, serta melakukan hal-hal yang dianjurkan untuk mencegah penyebaran
Covid-19 seperti membiasakan cuci tangan dengan sabun, menjaga jarak,
menghindari kerumunan, serta menggunakan masker, adalah hal-hal yang perlu menjadi
penekanan.
Dengan demikian, tolak ukur
keberhasilan program “study from home” tidak dinilai berdasarkan angka-angka.
Keberhasilan belajar dari rumah adalah ketika siswa semakin baik akhlaknya,
semakin rajin dan khusyuk ibadahnya, dan semakin pandai dan disiplin menjaga
kesehatannya. Kita sepakat bahwa, Corona Virus Disease (COVID-19) adalah alasan
utama pemerintah menerapkan program belajar dari rumah. Kita juga yakin sembari
berdoa bahwa ancaman virus yang telah menjadi pandemi ini akan segera berakhir.
Namun, bisa saja ke depan akan muncul lagi virus baru yang entah apa
sebutannya. Yang pasti bahwa ketika siswa semakin baik akhlaknya, semakin rajin
dan khusyuk ibadahnya, dan semakin pandai dan disiplin menjaga kesehatannya, wabah
apapun yang datang Insya Allah akan baik-baik saja. Wallahu a’lam bish-shawab
Numana, 3 April 2020
Belum ada tanggapan untuk "BELAJAR DARI RUMAH"
Posting Komentar