Arena Goyang Maritim Wakatobi 2018 |
Semula, saya
masih ragu ketika memperoleh informasi tentang rencana kedatangan Fildan
bersama Putri untuk menghibur masyarakat Wakatobi. Keraguan saya karena tidak
menemukan sebuah momentum, “dalam rangka apa duo finalis D’A itu datang ke
Wakatobi”. Saya mulai yakin ketika mendapatkan selembar undangan khusus yang
dititip oleh teman yang memang terlibat langsung dalam desain acara. Dalam
lembar udangan tertulis kemasan acara yang oleh organizing committee
menyebutnya dengan “Goyang Maritim 2018”. Saya pun memutuskan untuk hadir,
selain untuk menemukan sisi positif kegiatan, juga ingin memastikan apakah
kemampuan musikalitas Fildan disetiap performanya pada ajang kontestasi D’A
adalah fakta atau skenario. Mohon maaf saja, sebelumnya saya ragu, saya tidak
yakin betul dengan kemampuan Fildan dalam memainkan alat musik selain menyanyi.
Karenanya, saya menduga adanya skenario menjadikan Fildan sebagai lakon, tetapi
sutradara sebenarnya ada dibelakang panggung. Tujuannya adalah meningkatkan
daya pikat Fildan yang pada akhirnya rating acara Dangdut Academy
terdongkrak. Bagi saya, D’A bukan sekedar hiburan, tapi adalah bisnis berkemas
hiburan sehingga kemungkinan itu dapat saja terjadi.
Memasuki
arena utama, saya terkesima oleh antusias warga. Lapangan merdeka Wangi-Wangi
yang ukurannya lebih luas dari lapangan sepak bola itu penuh, sesak oleh lautan
manusia. Masyarakat Wakatobi betul-betul tumpah-ruah malam itu, kami pun
kesulitan melangkah bahkan butuh waktu hingga bisa mendapatkan akses sampai ke
panggung utama. Undangan berlabel VIP yang saya pegang ternyata tidak mampu
memberikan jaminan untuk mendapatkan tempat terbaik. Semua kursi telah terisi,
pada akhirnya harus puas menjadi penonton dalam posisi berdiri. Tiba-tiba
seorang teman membisik, “bapak terlambat, mestinya datang sejak sebelum
magrib”. Beliau menambahkan keterangannya bahwa warga yang lain ternyata telah
memadati lapangan sejak jam 2 siang ketika Fildan dan Putri melakukan check
sound.
Acara yang
dimotori oleh KNPI Wakatobi dengan menggandeng Badan Promosi Pariwisata Wakatobi serta
Rumah Kreatif dan Pemuda Kreatif Wakatobi tersebut diawali dengan pementasan
teater serta beragam atraksi seni budaya khas daerah oleh generasi muda
Wakatobi. Langkah tersebut dapat
dipahami sebagai upaya mengekspose identitas kultural masyarakat Wakatobi yang
merupakan masyarakat maritim. Nenek moyang masyarakat Wakatobi adalah pelaut-pelaut
handal yang memahami laut sebagai pemersatu bukan sebagai pemisah, yang memahami laut sebagai
tempat hidup sekaligus tempat mencari kehidupan, serta memahami bahwa laut
adalah masa depan generasinya sehingga harus dijaga agar tetap lestari. Itulah
sejumlah pesan yang nampak dari pementasan teater dan beragam atraksi seni
budaya. Goyang Maritim 2018 karenanya,
dapat dipahami sebagai sosialisasi, ekspose, atau pengenalan potensi daerah
tetapi dalam kemasan yang lebih kreatif dan inovatif. Kaum muda, terutama KNPI
sebagai motor penggerak kegiatan nampaknya memahami bahwa sosialisasi dengan
mengumpulkan warga dalam sebuah aula lalu diberikan ceramah adalah cara yang telah
usang. Mengenalkan potensi daerah harus dalam kemasan yang lebih menarik,
dengan sentuhan kreativitas, serta melibatkan warga secara aktif. Dengan
demikian, apa yang hendak disampaikan tepat sasaran, menyentuh nurani
masyarakat, serta tidak membebani karena dikemas dalam balutan hiburan.
Setelah itu,
acara dilanjutkan dengan deklarasi anti hoaks, sambutan dan ucapan terima kasih
Bupati Wakatobi dan diakhiri dengan performa Putri dan Fildan. Performa Fildan
boleh dikata sebagai puncak acara, penampilannya yang memukau menjadikan
masyarakat Wakatobi betul-betul terhibur. Ketika Fildan memulai lagu perdananya
malam itu dengan melakukan intro, “Soooooooniaaaaaa….”, sontak seluruh penonton
ikut bernyanyi bersama sang idola. Masyarakat betul-betul terhibur malam itu,
ada yang ikut bernyanyi, ada yang berdiri atau duduk sambil bergoyang, ada yang
menyaksikan sambil terus bertepuk tangan, merekam, memotret dan bahkan
berteriak histeris. Lautan manusia yang penuh dan sesak itu pada akhirnya harus
disiram dengan air untuk menghindari adanya warga yang kepanasan dan kehabisan
oksigen lalu pingsan.
Masyarakat
Pulau Binongko, Tomia, dan Kaledupa yang menyeberang ke pulau Ibukota bahkan
dua hingga tiga hari sebelumnya serta seluruh masyarakat Wangi-Wangi betul-betul
dibuat senang dan gembira. Tidak ada penyesalan diraut wajah mereka, yang ada
hanyalah senyum kegirangan karena telah berjumpa dan terhibur oleh bintang
dangdut pendatang baru paling populer itu. Mereka tidak menghiraukan berapa
biaya transportasi pulang pergi serta berapa biaya akomodasi selama berada di
Wangi-Wangi, yang mereka tahu adalah berjumpa dengan Fildan sang idola.
Bagi saya,
aksi Fildan malam itu telah merubah keraguan saya akan kemampuan dan bakat
musikalitasnya. Lihai dalam memetik gitar dan memainkan suling adalah fakta,
dan itu disaksikan langsung oleh masyarakat Wakatobi. Sisi lainnya adalah
hadirnya Fildan dan Putri pada momen Goyang Maritim 2018 telah ikut
menggairahkan ekonomi masyarakat. Hitunglah berapa pendapatan pemilik kapal
motor dari Binongko dan dari Kaledupa serta Tomia menjelang kedatangan Fildan
dan Putri ke Wakatobi. Berapa pula pendapatan penjual Es Teler di lapangan
merdeka Wangi-Wangi, penjual air mineral, penjual kue di pasar pagi, penjual
ikan di pasar sentral, penjual sayur di pasar malam, penjual buah di emperan
jalan, dan lain sebagainya. Sudah pasti mengalami peningkatan, dan ini dapat
menjadi indikator bahwa ekonomi warga tidak lesu tapi justru bergairah. Disini,
pemerintah daerah bersama kaum muda berkolaborasi membuka ruang ekonomi, lalu
masyarakat berpartisipasi langsung di dalamnya.
Sudah sepatutnya,
semua warga mengucapkan terima kasih kepada Pemda Wakatobi, komite nasional
pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Wakatobi, Badan Promosi Pariwisata Wakatobi,
Komunitas Pemuda Kreatif, Rumah Kreatif serta semua pihak yang telah menjadi
inisiator serta organisator kegiatan. Mari kita berharap, semoga Goyang Maritim
2018 bukan yang terakhir, sehingga ke depan akan selalu ada untuk menghibur
masyarakat, mengenalkan potensi daerah, serta untuk menggairahkan ekonomi
masyarakat. Wallahu a’lam bish-shawab
Kota Gudeg, 09 April 2018
Belum ada tanggapan untuk "Goyang Maritim 2018: Ekspose Potensi Daerah dan Gairahkan Ekonomi Masyarakat"
Posting Komentar