Apakah Nabi Isa sudah Meninggal?




Ilustrasi

Pada beberapa abad yang lampau, pernah terjadi pengejaran oleh sekelompok orang untuk membunuh dan menyalip seseorang ditiang gantungan. Kelompok pengejar itu adalah orang-orang Yahudi sedangkan yang dikejar untuk dibunuh dan digantung pada tiang salib adalah Isa bin Maryam. Bermula ketika Allah mengutus Isa bin Maryam menjadi Nabi dan dianugerahi beberapa keistimewaan (mukjizat) seperti; dapat menyembuhkan orang buta dan pengindap penyakit kusta, dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal atas izin Allah, serta dapat mengubah tanah berbentuk burung menjadi seekor burung yang dapat terbang atas izin Allah. Meskipun dengan beberapa keistimewaan yang dimilikinya, orang-orang Yahudi tetap tidak mau mengimani ajaran yang dibawanya. Mereka justru mendustakannya serta menghalang-halangi upaya dakwah yang dilakukan oleh Nabi Isa. Namun segala halangan dari orang-orang Yahudi pendusta tidak mampu menyurutkan kegiatan dakwah yang dilakukan oleh Nabi Isa as (‘alaihissalam).
Setelah semua usahanya tidak berhasil, orang-orang Yahudi lalu datang menghasut raja Damaskus yang pada saat itu masih menyembah bintang-bintang. Disampaikanlah bahwa di Baitul Maqdis telah datang seorang lelaki yang meresahkan masyarakat, menyesatkan mereka, dan merusak keyakinan masyarakat yang berada di bawah kekuasaan raja. Mendengar berita yang disampaikan, Raja kemudian marah dan memerintahkan kepada Walikota Al-Quds untuk menangkap orangnya, menyalibnya dan meletakkan mahkota berduri di atas kepalanya agar rakyatnya terbebas dari propaganda sesatnya. Mendapatkan perintah dari sang raja, Walikota Al-Quds langsung bergerak. Bersama sekelompok orang Yahudi mendatangi kediaman Isa bin Maryam, pada waktu itu Nabi Isa masih bersama belasan anak buahnya. Peristiwa itu terjadi pada hari Jumat malam sabtu. Mereka mengepung Isa as bersama murid-muridnya. Setelah menyadari bahwa orang-orang Yahudi itu pasti akan masuk ke rumah atau ia yang terpaksa keluar menemui mereka, Isa berkata kepada murid-muridnya, “siapakah diantara kamu yang rela wajahnya diserupakan dengan wajahku, maka ia akan menjadi pendampingku di Surga? Seorang murid yang usianya paling muda mengajukan tugas ini, namun Nabi Isa menolak karena menganggapnya terlalu muda. Ia mengulang penawarannya sampai tiga kali, namun tidak ada seorang pun yang menyanggupinya kecuali pemuda tadi. Akhirnya, Nabi Isa as berkata, “kalau begitu kamu saja yang mengemban tugas ini”. Setelah itu Allah mengubah pemuda itu menyerupai Isa as, ia terlihat persis seperti Nabi Isa as. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa ada salah seorang murid Nabi Isa yang berkhianat. Ia menerima imbalan sejumlah uang untuk menunjukkan keberadaan Nabi Isa as. Murid yang berkhianat inilah yang diserupakan dengan Nabi Isa, dan dialah yang ditangkap dan disalib oleh orang-orang Yahudi. Nama murid yang berkhianat itu adalah Yudas Iskariyot  (F. Nursyam, 2016; 407-408).
Orang-orang Yahudi berhasil membobol atap rumah. Pada saat itulah, Nabi Isa mengalami kantuk, ia lalu diangkat ke langit dalam keadaan tertidur. Setelah Nabi Isa diangkat ke langit, murid-muridnya keluar dari rumah. Ketika melihat wajah murid-muridnya, ada seorang pemuda yang wajahnya sangat mirip dengan Isa bin Maryam. Dialah kemudian yang dibawa oleh orang-orang Yahudi, lalu disalip dan diletakkan mahkota duri diatas kepalanya.
Peristiwa diangkatnya Nabi Isa as ke langkit oleh Allah diabadikan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 55. Dikatakan bahwa,”wa izqalallahu yaa ‘Isa inniy mutawaffiyka warrafi’uka ilayya wamutahhiruka minalladziyna kafaruw wajaa’ilulladziynattaba’uwka fawqalladziynakafaruw ilaa yawmil qiyamah. Summa ilayya marji’ukum fa ahkumubaynakum fiymaa kuntum fiyhi tahtalifuwn” (“ingatlah, ketika Allah berfirman, “wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta mensucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu diatas orang-orang kafir hingga hari kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan”).
Para ulama berbeda pendapat dalam memandang proses diangkatnya Nabi Isa as, terutama pada istilah “mutawaffiyka” dan “warafi’uka ilayya”. Al Alusi dalam tafsirnya Ruhul Ma’ani, setelah memberikan keterangan beberapa pendapat tentang arti mutawaffiyka, akhirnya menyatakan bahwa artinya telah mematikan engkau, yaitu menyempurnakan ajal engkau (mustaufi ajalika) dan mematikan engkau menurut jalan biasa, tidak sampai dikuasai oleh musuh yang hendak membunuh engkau. Beliau menjelaskan lagi bahwa arti warafi’uka ilayya, dan mengangkat engkau kepadaku, telah mengangkat derajat  beliau, memuliakan beliau, mendudukan beliau ditempat yang tinggi, yaitu roh beliau sesudah mati, bukan mengangkat badannya. Sayyid Muhammad Abduh menjelaskan bahwa ulama didalam menafsirkan ayat ini menempuh dua jalan, yang pertama dan yang masyhur adalah bahwa Isa diangkat oleh Allah dengan tubuhnya dalam keadaan hidup, dan nanti dia akan turun kembali di akhir zaman dan menghukum diantara manusia dengan syariat kita. Adapun pemaknaan yang kedua adalah memahamkan ayat menurut asli yang tertulis, mengambil arti tawaffa dengan makna yang nyata, yaitu mati seperti biasa, dan rafa’a (angkat), ialah rohnya diangkat sesudah beliau mati. Sayyid Rasyid Ridha menarik kesimpulan bahwa “jumlah kata tidaklah ada nash yang sharih (tegas) di dalam Al-Qur’an bahwa Nabi Isa telah diangkat dengan tubuh dan nyawa ke langit dan hidup disana seperti di dunia ini, sehingga menurut sunnatullah tentang makan dan minum, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang makan beliau sehari-hari. Dan tidak pula ada nash yang sharih menyatakan beliau akan turun dari langit. Itu hanyalah akidah dari kebanyakan kaum nasrani, sedang mereka itu telah berusaha sejak lahirnya Islam menyebarkan kepercayaan ini dalam kalangan kaum muslimin. Menurut Rasyid Ridha, masalah ini adalah masalah khilafiyah sampaipun tentang diangkat ke langit dengan roh dan badannya. Syaikh Mustafa al-Maraghi menjelaskan  bahwa “tidak ada dalam Al-Qur’an suatu nash yang sharih dan putus tentang Isa as diangkat ke langit dengan tubuh dan nyawanya itu, dan bahwa dia sampai sekarang masih hidup dengan tubuh nyawanya. Al Maraghi melanjutkan, adapun sabda Tuhan mengatakan: “Aku akan mewafatkan engkau dan mengangkat engkau kepada-Ku dan membersihkan engkau daripada orang-orang kafir itu!” jelaslah bahwa Allah mewafatkannya dan mematikannya dan mengangkatnya, zahirlah (nyata) dengan diangkatnya sesudah wafat itu, yaitu diangkat derajatnya di sisi Allah, sebagaimana Idris as (kanzunqalam.com).
Perbedaan pendapat dikalangan ulama sebagaimana diuraikan diatas hanya terkait apakah Nabi Isa ketika diangkat ke langit oleh Allah, dimatikan dulu baru dihidupkan kembali, atau hanya sekedar di hilangkan kesadarannya sebagaimana orang tidur, lalu dihidupkan atau disadarkan ketika sudah diangkat ke langit. Contoh yang paling dekat dengan pendapat ini adalah ketika orang tidur dan bangun tidur. Ketika hendak tidur membaca do’a “bismika allahumma ahya wa amuwt” (dengan namamu ya Allah aku hidup dan mati), demikian juga ketika bangun tidur membaca do’a “alhamdulillahilladziy ahyaana ba’da maa amaatana wa ilayhinnusyuur” (segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati dan hanya kepada-Nya kami kembali). Dengan demikian, istilah “mutawaffiyka” pada surat Ali Imran ayat 55, dimaknai bukan mati yang sesungguhnya, tetapi dihilangkan kesadarannya sementara karena selanjutnya diangkat ke langit oleh Allah SWT. Jumhur Ulama kemudian bersepakat dengan menafsirkan bahwa beliau (Nabi Isa as) diangkat oleh Allah dengan tubuh dan nyawanya, sehingga sampai sekarang ini masih hidup dengan tubuh dan nyawa. Dalam tafsir Ath-Thabari, dikatakan bahwa “demi Allah, sesungguhnya Nabi Isa as sekarang masih hidup di sisi Allah. Beliau nanti akan turun ke Bumi, semua orang akan beriman kepadanya.
Maka jelaslah, bahwa Nabi Isa as belum meninggal dunia, apakah lagi meninggal di tiang salib. Orang yang di salip oleh orang-orang Yahudi itu adalah muridnya yang diserupakan dengannya atas kuasa Allah. Untuk lebih jelasnya, baca Al-Qur'an surah An-Nisa ayat 156-158. Wallahu a’lam bish-shawab.
Komp. Samirono, Depok Sleman DIY, 15/04/2017

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Apakah Nabi Isa sudah Meninggal?"

Posting Komentar