Bekerja dari Rumah


Ilustrasi (copy from industri.co.id)
Pemerintah kini memperpanjang waktu pelaksanaan Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah. Jika pada tahap awal, bekerja dari rumah disepakati sampai tanggal 31 maret, kini diperpanjang hingga tanggal 21 April. Hal ini menandakan bahwa situasi rawan akibat penyebaran Covid-19 masih dalam kondisi waspada. Bekerja dari rumah karenanya adalah tindakan preventif yang diambil oleh pemerintah bagi Pegawai Negeri Sipil untuk bekerja di rumah saja demi mencegah penularan virus corona. Dengan kebijakan ini, PNS ditoleransi untuk tidak masuk kantor, tetapi tetap harus bekerja sebagaimana biasa melaksanakan tugas-tugas administrasi perkantoran di rumah. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenpan dan RB Nomor 19 Tahun 2020 tentang Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara dalam Upaya Pencegahan Covid-19 di lingkungan instansi pemerintah.
Terlepas bahwa kebijakan ini diambil pada situasi yang sulit yakni ditengah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19), “bekerja dari rumah” sudah pasti mempunyai kelebihan sekaligus kekurangan. Kelebihan bekerja dari rumah adalah mengurangi mobilitas masyarakat sehingga sudah pasti tidak menciptakan keramaian, kerumunan, apakah lagi persinggungan. Kelebihan berikutnya adalah waktu bekerja lebih mudah disesuaikan (termasuk waktu istrahat), lebih nyaman dan santai karena tidak terkontrol langsung oleh atasan, dan banyak waktu untuk keluarga. Berbeda dengan bekerja di kantor dimana ruang dan tempat bekerja serta waktu istrahat telah diatur. Bekerja di kantor dikontrol langsung oleh atasan, juga tidak ada waktu untuk keluarga. Semua waktu yang tersedia betul-betul digunakan untuk menyelesaikan administrasi dan urusan kantor lainnya.
Kekurangannya adalah tidak semua jenis pekerjaan dapat dilaksanakan di rumah. Mungkin untuk sekedar mengelola data, membuat surat, menyusun bahan sosialisasi, dan atau membuat laporan, masih dapat dilakukan di rumah. Tetapi untuk menuntaskan pekerjaan yang terkait dengan kebijakan dan anggaran, tentu harus dilaksanakan di kantor karena membutuhkan persetujuan dan tanda tangan pimpinan. Bekerja di rumah juga seringkali terkendala oleh ketersediaan sarana dan prasarana, misalnya; laptop/komputer, printer, scanner, faximili, jaringan, dan lain sebagainya. Ketiadaan sarana-sarana tersebut dapat mempengaruhi ketuntasan setiap pekerjaan. Pada aspek komunikasi dan koordinasi, bekerja di rumah terkadang kurang efektif karena terkendala oleh jaringan, situasi, maupun kendala teknis lainnya. Misalnya pimpinan sendang menghubungi staf yang sedang bekerja di rumah, tetapi bunyi telepon tidak didengar karena suasana sedang ribut, bisa saja signal sedang gangguan sehingga panggilan tidak terkoneksi, atau komunikasi tiba-tiba putus karena salah satu hp sedang lowbet. Kendala terakhir adalah sudah pasti akan ada gangguan dari anggota keluarga. Mungkin ada keluarga yang datang bertamu, anak minta dibuatkan makanan, anak rewel dan minta ditemani bermain, dan lain sebagainya. Situasi demikian sering terjadi yang mengakibatkan tidak maksimalnya bekerja di rumah.
Bekerja di rumah karenanya membutuhkan pemahaman akan tiga hal penting. Pertama, bekerja di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona. Pada konteks ini, hal-hal yang harus menjadi perhatian adalah pembiasaan pola hidup sehat, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, membiasakan cuci tangan dengan sabun, memperbanyak konsumsi sayur dan buah guna meningkatkan imunitas, berolah raga yang teratur, serta berusaha agar terkena sinar matahari pagi. Di samping itu, harus senantiasa menghindari kerumunan orang banyak, menggunakan masker, serta menjaga jarak dengan teman. Dengan langkah ini, masyarakat dengan sendirinya dapat terjaga dari ancaman penularan Covid-19.
Kedua, bekerja di rumah untuk menjaga kontinuitas layanan publik. Bekerja di rumah bukan berarti libur, tetapi memindahkan tempat pelaksanaan tugas. Jika semula, pelaksanaan tugas-tugas sebagai PNS dilaksanakan di kantor, maka kini dilaksanakan di rumah. Untuk apa? agar layanan publik tetap terlaksana meskipun di tengah ancaman Covid-19. Dengan demikian, pekerjaan yang harus didahulukan adalah yang terkait langsung dengan kepentingan orang banyak. Oleh karena itu, penting agar daftar pekerjaan dibuat dalam bentuk list, sehingga mudah dipilah pekerjaan mana yang mesti diprioritaskan. Aspek lainnya adalah agar tugas pokok lebih diutamakan daripada tugas tambahan, dan kepentingan umum lebih dikedepankan daripada kepentingan pribadi. Dengan langkah ini maka keberlangsungan layanan publik tetap terjaga meskipun situasi sedang tidak nyaman.
Ketiga, bekerja di rumah guna memanfaatkan situasi mendekatkan diri kepada Allah. Kita tidak tahu entah kapan virus ini akan berakhir. Yang kita tahu bahwa pola penyebarannya semakin meluas dengan korban yang tidak sedikit. Sebagai Umat yang beragama, tentu ada keyakinan bahwa virus ini juga adalah makhluk Tuhan yang juga bertasbih kepada-Nya. Maka tugas kita sebagai umat yang beragama adalah berikhtiar menjaga diri dan lingkungan agar terhindarkan dari ancaman virus berbahaya ini, sembari berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar virus ini segera di musnahkan dari bumi. Pada konteks inilah pentingnya memanfaatkan kesempatan “bekerja dari rumah” untuk meningkatkan kuantitas sekaligus kualitas ibadah kepada Tuhan. Semoga dengan langkah itu, doa-doa kita, doa seluruh warga yang berharap segera berakhirnya wabah ini dapat dikabulkan oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Wallahu a’lam bish-shawab

Numana, 4 April 2020

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Bekerja dari Rumah"

Posting Komentar